Minggu, 10 Maret 2013

Naskah drama

Yang ga sempet nonton dramanya 9A dari kelompok saya, boleh deh nih baca2 naskahnya.......... Selamat berimajinasi :p

ANGKRINGAN DELTA


Tokoh:
Galih: bakul angkringan
Yoke: bakul angkringan
Ila: bakul jamu gendong
Huda F: calon kepala desa 1
Huda k: anak kos-kosan
Icad: calon kepala desa 2
Narator: Ina


Di suatu senja yang indah di blusukan kota Yogyakarta. Tampak sepasang suami-istri tengah mempersiapkan makanan untuk dijual di angkringan mereka. Lapak mereka sederhana kok. Ya, kayak angkringan biasanya. Tau kan? Yang bikin keren lapak itu soalnya ada Wi-Fi nya. Ngikutin trend sih katanya. Ketika keduanya sudah selesai membersihkan angkringan itu. Sang istri berniat untuk menonton sinetron kesukaannya. Maka, diambilnya remot yang terletak tak jauh dari TV nya.

Yoke & Galih: (Membersihkan angkringan)
Setelah keduanya selesai membersihkan angkringan..
Yoke: (mencet mencet remot TV)
Galih: (ngelap gelas) Mau nonton apa to bune?
Yoke: Ini lho. Mau nonton sinetron senenganku. Ini kok remotnya nggak bisa kepiye to?
Galih: Ya ampun, itu kebalik!
Yoke: (tanpa dosa) Oh
Yoke pun mencari cari saluran RCT. Tiba-tiba..
Galih: Eh, bentar bentar itu tadi berita apa?
Yoke: Apa ta? (balik mencet sebelumnya)
Galih: (muka panic gimana gitu) Nah iki. Sek sek. Anas.. Anas ditangkap!
Yoke: OPO? Anas tu siapa pak? Lak buah itu to?
Galih: Itu nanas!
Yoke: Oh Anas tu yang korupsi itu ya pak?
Galih: Haiya. Tumben tau.
Yoke: Ya iya. Tadi dibahas di gosipan
Galih: (Cuma liatin Yoke)
Yoke: (Liatin TV) Walah, anas anas. Hidup ini susah kenapa masih harus korupsi nggak jelas begitu. Mau jadi apa bangsa kita ini kalo masih banyak koruptor kayak anas gitu. Yak an pak?
Galih: Haiya. Mau jadi bangsa kutu kupret paling

Dan tiba-tiba.. Hujan pun turun membasahi seluruh bumi Nusantara. Tapi Cuma Jogja doang sih. Itu pun nggak rata. Seorang perempuan eh simbok tengah berlari membelah lebatnya hujan. Arahnya sih ke angkringan itu. Eh bener. Perempuan itu tak lain dan tak bukan adalah Ila. Penjual jamu gendong di kampong sebelah. Dia mau berteduh dulu. Sekalian ngopi gitu. bosen kan minum jamu muluk..


Ila: (lari ke angkringan sambil cekeran) Duh becek, becek
Yoke: Nggak ada ojek
Ila: (melototin Yoke)
Yoke: (kaget) aku salah apa ta pak?
Galih: Uakeh (cuek)
Yoke: (mutung)
Ila: Pak kopinya satu ya. Bosen nih minum jamu terus
Galih: Oke. Mbok jangan curhat to mbak
Ila: Dikit ah
Galih: Y. Sana buatin bune (bilang ke Yoke)
Yoke: ….
Galih: eh mutung. Yowes (ke dapur bikin kopi)
Ila: Ehm, bu. Permisi, mau minta tolong. Can you help me please?
Yoke: He? Oh, yes yes.
Ila: Nah, niki sepatuku basah. Tolong tumpangin ke kompor ya bu
Yoke: Dibakar mbak?
Ila: Bukanlah. Ditaruh di deket kompor gitu lho bu. Biar dry gitu (naruh sepatu di meja)
Galih kempali dengan segelas kopi.
Galih: (meletakkan secangkir kopi) Ini mbak pesenannya
Ila: (sibuk ngobrak-abrik tas gendongnya) Okay okay. Taruh di meja saja ya yem.
Yoke: Pak, dre ki opo?
Galih: Opo to drei? Itu kan yang buat tukang gitu to. Tau ah, tanya ke mbaknya sana.
Ila: Ini apa to kok ribut gini
Yoke: (tanpa dosa) mbak, tadi dreiy apaan ya?
Ila: Duh ibuknya nggak gawl. Artinya kering mbok! Kering!
Yoke: (tanpa dosa) Oh
(Ila sibuk BBM an, Yoke sibuk nonton TV, Galih tetep stay ngelapin gelas)

            Beberapa menit berlalu dengan syahdu. Hingga ketika, negara api menyerang. Eh bukan. Hingga ketika, sesuatu itu datang.

Ila: (ngendus-endus) Bu, kok ada bau-bau nggak enak ya?
Galih: Wah iya ini. Kamu kali bu. Belum mandi ya?
Yoke: enak aja! Kamu kali pak!
Ila: Ibu masak apa?
Yoke: Nggak masak apa-apa tuh
Ila: (panic) Jangan jangan sepatuku????!!!
Yoke: OPO??!
Ila: Cepet bu liat!
Yoke: (ke dapur. Sepatunya Ila dikasih areng-areng gitu biar kayak kebakar)
Yoke: (balik dari dapur) Wah iyo nih nduk. Sepatunya kebakar
Ila: Huhuhu, sepatukuuuuuu. Mahal tau. Made in China!!!
Dan Icad pun datang.
Icad: Semriwing-semriwing. Ada apa ini ribut-ribut?
Ila: (sambil nangis) huhuhu, ini pak, sepatuku kebakar giniiiii. Huhuhuhuuu
Icad: Oh, Cuma gitu. kalo gitu, bapak peri akan menyulapnya menjadi baru kembali! Semriwing semriwing!
CLING!
Ila: wah iya. Sepatuku kini baru kembali! Terimakasih Bapak Peri. I Love You.
Icad: I lop yu tu. Dadah! Semriwing semriwing. Werr!!

Lantas, seorang tuyul kecil datang sambil bawa payung warna warni. Weits, sapa tuh? OH! Dia Huda dari kos-kosan sebelah. Duh. Yoke harus ati-ati. Soalnya ntar Huda bakal ngutang lagi. Eh, bener. Huda pesen mi goreng sama susu anget. Ngutang tapi.


Huda k: Assalamualaikum
Semua lagi sibuk.
Ila: (ndangak) Aaaa, tuyul!
Huda k: Aku uwong!
Ila: (tanpa dosa) Oh
Yoke & Galih: (liatin tok abis itu sibuk lagi)
Huda: Pak, pesen mi gorengnya ya
Galih: kamu ngomong sama aku? Bu, kamu aja
Yoke: Aku? Kamu aja pak
Galih: Yasudah, sudah (ke dapur)
Ketika mi gorengnya udah siap..
Huda k: nuwun pak
Galih: Y
Yoke: (mindah cenel TV. Dan ketemu berita tentang Anas lagi) Anas tu selebritis top ya. Dimana mana ada
Galih: Kae koruptor bune
Yoke: Opo kui?
Huda k: orang yang mengambil duit negara bu
Yoke: cah cilik meneng wae
Huda k: (ngambek, makan mi nya lagi)
Ila: Anas tu ujian akhir gitu kan?
Galih: itu UNAS!
Ila: oh begitu. Sudah ganti rupanya
Huda k: Dari dulu gitu kali mbok
Ila: Cah cilik meneng wae
Huda k: (ngambek. Makan mi nya lagi)
Yoke: Oh iya, ngomong-ngomong minggu depan mau ada pilkades kan?
Ila: oh iya!
Galih: Oh iya ya
Huda: (mulut penuh) Oh iya
Ila, Yoke, Galih: (melotot ke Huda)
Yoke: Mau milih siapa nih?
Ila: Kalo aku jelas Icad dong. Secara dia kan unyuk gitu
Galih: aku sih cuek
Yoke: Kamu hud?
Huda k: Kayaknya pilih Pak Huda aja. Kan namanya sama

            Wah, panjang umur. Baru aja dibicarain udah nongol. Kades jagoannya si Huda tau-tau dateng gitu aja. Merasa terpanggil kali ya. Si kades itu alias Huda F. ngakunya dateng buat nyruput kopi aja. Bosen di rumah katanya. Akhirnya pembicaraan makin seru dengan adanya kades itu.

Huda F: Assalamualaikum! Wah, pada ngomongin apa nih? Kok kayaknya seru banget
Huda k: (langung berdiri trus nyalamin Huda F)
Yoke: Nah iki, Panjaang umuuur
Ila: Panjang umur pak!
Galih: Wah, baru aja diomongin pak!
Huda F: (nunjuk-nunjuk gitu) pada ngomongin aku yaaa
Huda k: Iya pak. Lagi ngebicarain pilkades minggu depan
Huda F: Oalah begitu. Oh ya bu. Pesen kopinya satu ya!
Yoke: Okee pak (langsung ke dapur)
Huda k: Gimana pak persiapannya?
Huda F: Lancar kok. Beres!
Ila: Aku sih tetep pilih Icad. Secara dia kan unyuk gitu
Huda k: Siapa yang nanyain kamu. Yeee
Yoke: (naruh secangkir kopi di depan Huda F) Monggo pak kopinya
Huda F: Oh ya. Terima kasih.
Huda F: (nyruput kopi) Oh ya, mumpung semua ada disini. Saya mau promosi dikit nih
Yoke: oh iya pak, silahkan.
Huda F: Ini saya kan mau nyalon minggu depan
Yoke, Ila, Huda k, Galih: iyaa
Huda F: Nah visi dan misi saya itu mau buat semua penduduk desa ini sejahtera, makumur, sentosa. Pokoknya, desa bakal lebih maju!
Yoke: yang bener pak? Nanti nggak jadi kayak Anas gitu kan?
Huda F: Ya enggak. Saya kan bukan tipe kayak gitu. Saya orang baik-baik
Ila: Yang bener?
Huda k: Yaaa bener laaah. Sama-sama punya nama Huda mesti baik. Ya nggak Pak?
Huda F: Woya jelas dong

Di tengah pembicaraan seru itu, sesosok bayangan hadir lagi. Dan siapakah dia? Dia adalah kades jagoannya Ila Itu lho Icad. Ya ampun, Pak Icad lari-lari jinjit. Kayaknya dia nggak mau becek. Percuma ah. Tetep kena juga. Nah, Icad pun jadi penutup keramaian pemilu kades itu.

Icad: Selamat pagi semuanyaaaa!
Ila: Aaaaa Icaaad (nyubitin pipinya Icad)
Huda k: Malem kali pak
Galih: Wah, saingannya dateng nih
Yoke: Kayaknya bakal tambah seru aja
Icad: Eh ada pak Huda (salaman) Gimana pak kabarnya?
Huda F: baik. Sampeyan sendiri?
Icad: Baik juga kok.
Ila: Sini cad, duduk sini
Icad: (duduk di sebelahnya Ila)
Icad: Bu, pesen kopi satu yaa
Yoke: Gantian pak
Galih: (muka cuek. Terus ke dapur bikin kopi)
Icad: Mumpung lagi kumpul-kumpul nih. Saya mau ngebahas visi misi saya (mbuka map)
Icad: Jadi. Ehhhm. Satu. Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua. Kemanusiaan yang..
Huda k: Pak, pak. Itu pancasila pak
Icad: Iya po? (mbuka kaca mata)
Icad: Wahaha. Salah
Icad: (mbuka map nyari-nyari kertas gitu)
Galih: (naruh kopinya Icad) Ini pak kopinya
Icad: oh ya. Taruh aja. Nah ketemu!
Icad: Eheeeem! Jadi. Visi dan misi saya adalah mau memajukan desa sampai jalan kaliurang dan mengalahkan ultraman gaia. Selesai
Huda F: visi misi macam apa itu! Bagusan juga Cuma saya
Icad: ah masa? Bohoooong
Huda F: nggaaaak
Yoke: sudah sudah
Huda k: udaah sabar. Namanya juga saingan
Ila: Iya tuh
Icad: Oh iya! Ada yang ketinggalan
Icad: (ngerogoh-rogoh saku) Ini dia!
Icad: (membagi-bagikan amplop buat semuanya) Ini buat kalian yaa. Buat apa gitu. ngerokok apa buat apa gitu ya. Tapi syaratnya harus milih saya
Ila, Yoke, Galih, Huda k, Huda F: (pada ngeliatin amplop nya)
Ila: Loh apa ini pak? Kok gini sih?
Yoke: Loh loh pak. Apa maksudnya semua ini?
Icad: Ini amplop buat kalian. Yaa, buat apa gitu kek. Beli sabun apa, apa gitu kek
Galih: Wah, ini tidak benar ini
Huda F: Wah iyaaa ini. Kok saya juga dikasih sih?
Huda k: sudah-sudah. Ini namanya SUAP!!!
Ila: Wah iya ini! Icad emang unyuk tapi nggak gini-gini juga kali!!!
Yoke: Wah jadi kayak Anas. Mau jadi apa bangsa kita ini kalo masih banyak yang kayak ginian
Huda F: Bener!!
Huda k: jadi gimana?
(hening sejenak)
Galih: SERBUUUU!!!!
Semua: (mukulin Icad)
Icad: Aduh aduuuuuh ampuuun!! Ampuuun!!!

            Dan akhirnya. Dan, akhirnya. Dan, akhirnyaaaaaaaa Pak Icad pun terbukti bersalah dengan menyuap anggota BPD, menyuap para penduduk desa dan menyuapi anak bungsunya. Eh, yang terakhir nggak masuk. Pak Icad pun dibawa ke KPK setelah sebelumnya dikeroyok massa. Akibatnya, Pak Icad harus dipenjara selama 10 tahun dan membayar denda harus mengalahkan Ultraman Gaia. Sekian cerita dari kami. Apabila ada banyaaaak salah kata, kami mohon maaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar